Minggu, 22 April 2012


MODEL NATIVE SPEAKER DI SMAN 1 TAMBUN-SELATAN

A.Pendahuluan
Hakekat belajar bahasa, pada umumnya adalah belajar berkomunikasi. Karena bahasa adalah media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan dan komunikator kepada komunikator. Oleh karena itu, apapun bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi, merupakan bagian dari budaya yang sangat penting.Bahasa Inggris telah diakui sebagai bahasa internasional. Artinya, masyarakat yang berasal dari beragam latar belakang goegrafi, agama dam kultur telah memiliki suatu media yang disepakati untuk berkomunikasi satu sama lainnya, yaitu Bahasa Inggris. Transfer of knowledge, transfer of technology, economic affair, bahkan cross culture understanding tersedia dalam jaringan internet dengan media komunikasi yang disebutkan diatas.Dari paparan sederhana yang disebutkan dalam dua alinea diatas, kita dapat menarik suatu gambaran yang jelas bahwa Bahasa Inggris memberi ruang gerak yang seluas-luasnya kepada kita untuk larut menjadi bagian dari komunitas global masyarakat dunia.Dengan menguasai Bahasa Inggris secara aktif, kita akan merasa seakan-akan tidak ada lagi batas wilayah negara, tidak ada rasial fanaticsm, dan dengan bangga tentu kita bisa melantunkan satu baris syair The Beatels “And the world will be as one…”.Konsep berfikir kita selama ini terlalu sempit dalam menyikapi arti belajar Bahasa Inggris sebagai sebagai suatu kegiatan pembelajaran di sekolah dengan tujuan hanya untuk mendapatkan nilai yang standar agar lulus ujian.Konsep berfikir sempit inilah yang kemudian membuat kita tidak mampu menciptakan rasa nyaman belajar, malas, ngantuk dan rasa lapar seringkali terasa pada jam pelajaran Bahasa Inggris dimulai.

B.MODEL NATIVE SPEAKER

Bahasa Inggris bagi sebagian siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang agak sulit. Banyak diantara mereka yang mencoba menghindar jika ada pelajaran bahasa Inggris atau setidaknya merasa senang jika guru mata pelajaran bahasa Inggris tidak hadir di kelasnya. Banyaknya vocabulary yang belum mereka kuasai dan aturan susunan kalimat berupa grammar atau structure yang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia membuat pusing para siswa. Belum lagi ditambah bunyi yang kadang tidak ajeg untuk tiap huruf dalam pelafalannya. Mereka berpendapat English is crazy.Lain halnya dengan siswa kelas imersi, semua kesulitan dalam belajar bahasa Inggris dianggap sebagai tantangan. Permasalahan dalam belajar bahasa Inggris bukannya dihindari tapi malah sebaliknya harus dihadapi. Membayar mahal dan pulang malam pun mereka lakukan agar bisa menguasai bahasa Inggris.Bahasa Inggris digunakan sebagai alat komunikasi internasional dan alat untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Bahasa Inggris adalah jendela untuk melihat cakrawala dunia. Lepas dari pemikiran bahwa bahasa Inggris menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan secara nasional, rupanya para siswa kelas imersi sudah sadar bahwa kita sekarang hidup pada era digital dan global yang tidak bisa lepas dari bahasa Inggris. Ini artinya mereka berpikir bahwa penguasaan bahasa Inggris bukan sekedar untuk kepentingan sesaat menghadapai ujian nasional tetapi mereka lebih mempersiapkan diri dengan bahasa Inggris untuk masa depan mereka.

Memperhatikan minat dan motivasi para siswa kelas imersi yang tinggi, maka SMA Negeri 1 Tambun -Selatan berusaha memberikan pelayanan dan fasilitas yang memadai. Sebagai salah satu penyelenggara kelas imersi, sekolah yang berlokasi di Jl. Kebon Kelapa No. 2 Tambun
Bekasi, Jawa Barat ini terus berbenah diri dengan melengkapi fasilitas pembelajaran yang bertaraf internasional. Pengadaan laboratorium bahasa, ruang multimedia, jaringan internet dan pemasangan LCD projector di setiap kelas merupakan upaya untuk mempermudah siswa dalam belaja. Sekolah yang berdiri tahun 1984 ini sudah beberapa kali dikunjungi orang asing. Namun biasanya hanya sekedar melihat bagaimana siswa belajar. Mr Graham biasanya mengajar di SMA Negeri 1 Tambun Selatan selama 3 minggu sekali. Dia dikenal sebagai guru yang ramah, senang bergurau dan sabar. Para siswa merasa senang belajar bahasa Inggris bersamanya. Sifatnya yang ramah dan sabar membuat siswa tidak segan untuk menyapa dan bertanya jika ada kesulitan,dia juga selalu memberikan motivasi. Peningkatan kompetensi bahasa Inggris guru imersi tidak hanya pendampingan saat mengajar. Setelah kegiatan sekolah selesai, para guru masih dibimbing oleh Mr Graham untuk lebih memperdalam ungkapan-ungkapan bahasa Inggris yang digunakan dalam kegitan sehari-hari. Dengan cara mendengarkan apa yang dikatakan oleh Graham dan menanggapai ucapan-ucapan beliau saja sebetulnya sudah merupakan kemajuan luar biasa bagi para guru dalam belajar bahasa Inggris. Keberanian mereka berkomunikasi dengan seorang native speaker merupakan modal yang sangat baik untuk meningkatkan rasa percaya diri menggunakan bahasa Inggris di depan para muridnya.Tenaga kependidikan merupakan faktor yang penting untuk mendukung terciptanya sekolah sebagai English speaking area.
Dengan menguasai bahasa Inggris yang baik dan benar, para tenaga kependidikan bisa memberikan pelayanan yang lebih terhadap kliennya.
Pihak yang paling diuntungkan adanya Graham di SMA Negeri 1 Tambun Selatan  adalah para siswanya. Kesempatan ini merupakan unforgettable experience bagi mereka karena belum tentu bisa menemukan hal yang sama di jenjang pendidikan selanjutnya.
Kelebihan :
Keberadaan native speaker dalam dunia pendidikan dianggap lebih efektif daripada guru lokal karena memiliki metode pembelajaran. Kehadiran mereka akan membantu siswa berconversation karena siswa dapat bertemu langsung dengan orang – orang yang asli dari negara bahasa asing tersebut. Singkatnya, native speaker akan memudahkan siswa dalam belajar bahasa asing.Banyak sisi positif dari keberadaan native speaker yakni sekolah bisa menambah wawasan tentang kultur negara native speaker tersebut sekaligus mencari pengalaman dalam proses mengajar. Mengadopsi cara mengajar yang baik dan cocok buat siswa dalam pembelajaran bahasa asing juga menjadi pembanding cara mengajar yang baik.Keputusan sekolah untuk mendatangkan native speaker merupakan syarat pendukung dalam upaya sekolah mendapatkan status Sekolah Bertaraf Internasional ( SBI ). Untuk dapat menjadi SBI, sekolah harus membuka kelas internasional yang memakai kurikulum berbasis internasional.Namun sekolah juga harus waspada, karena segala sesuatu pasti ada positif dan negatifnya.
Kekurangan :
Kehadiran seorang native speaker di dalam kelas memang membawa banyak manfaat, tetapi Stern mengingatkan bahwa kehadiran native speaker yang hanya seorang di dalam kelas dapat menimbulkan distorsi, yakni tidak dapat menggunakan situasi yang sebenarnya dalam masyarakat bahasa target. Sependapat dengan Stern, Purbani juga mengingatkan bahwa bagi pembelajar .
awal, kehadiran native speaker bisa menyulitkan, terutama apabila native speaker  tersebut tidak dapat berbahasa bahasa lokal dan pembelajar belum mengenal bahasa target sama sekali. Untuk itu sebaiknya pengajaran dengan menggunakan native speaker pada tahap awal tidak seratus persen, apalagi yang tidak memiliki latar belakang pendidikan pengajaran memiliki kekurangan dalam mengajar. Dia tidak selalu menyadari bagaimana bahasanya sendiri berfungsi, meski ia memiliki lebih banyak pengalaman sebagai pengguna bahasa (language users).Dalam mengajar dia lebih memusatkan perhatian kepada keterampilan 
lisan, kurang ketat, lebih toleran terhadap kesalahan yang dilakukan pembelajar. Kelemahan dari keberadaan native speaker adalah kemungkinan adanya doktrin – doktrin ideologi yang dibawa oleh para native speaker. Hendaknya pihak sekolah membentengi nasionalisme siswa agar tidak kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia.
Kesimpulan:
Pasti tentu kita sangat tahu bahwa metode yang di gunakan setiap sekolah berbeda-beda tergantung bagaimana kebutuhan sekolah tersebut.Di era globalisasi ini metode inovasi yang di gunakan pun harus bisa berpacu dengan majunya zaman.Metode yang digunakan seperti apa yang di lakukan oleh sekolah tersebut merupakan inovasi untuk sekolahnya sendiri.Inovasi ini untuk bisa berjalan dengan baik harus bisa di terima dengan berbagai faktor pendukung.
Referensi:

Read more »»  

Minggu, 01 April 2012

Survey Hasil Kategori Adopters
 
A.PENDAHULUAN 

Inovasi adalah proses berkomunikasi malalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah untuk terjadinya perubahan. Keinovatifan (Innovativeness) adalah sejauh mana individu atau unit adopsi lain relatif lebih awal dalam mengadopsi ide-ide baru dari anggota lain dari suatu sistem(Everett,1995).
Pada artikel sederhana ini akan di bahas mengenai berbagai pendapat tentang hasil forum DIP yang menanyakan Sebenarnya apakah hubungan innovativeness dengan kategori adopter? Dan sebagai lulusan Teknologi Pendidikan nanti, kita termasuk pada kategori adopter yang mana?
B.HASIL SURVEY
                Contoh Kasus

 
                                                                         Gambar.1.
              (Data Pengelompokan Kategori Adopter Berdasarkan Forum Mahasiswa Teknologi Pendidikan)


 
                                                                       Gambar.2.

(Beberapa Opsi Kategori Adopter Setelah Lulus Dari Teknologi Pendidikan)



                                                                  Gambar.3.
                                             (Data Hasil Jawaban Mahasiswa)
                                                     
 
                                                           Gambar.4.
                                           (Data Alasan Kategori Adopters)



C.PEMBAHASAN
Keinovatifan (Innovativeness) adalah sejauh mana individu atau unit adopsi lain relatif lebih awal dalam mengadopsi ide-ide baru dari anggota lain dari suatu sistem(Everett,1995).
Everett M. Rogers secara jelas menyebutkan 5 (lima) kategori adopter yakni :

Ø  Innovators ( innovator): Inovator yang tergolong kelompok ini gemar sekali mencoba setiap gagasan baru.
Ø  Early Adopters (pelopor): Jika inovator lebih berorientasi ke luar sistem maka pelopor akan berorientasi ke dalam sistem. Dia biasanya meneliti dulu suatu inovasi sebelum mengambil keputusan untuk menggunakannya. Kelompok adopter ini seringkali terdiri dari pemuka pendapat, anggota sistem sosial lainnya yang calon adopter biasanya mencari si pelopor untuk minta nasihat dan keterangan mengenai inovasi itu.
Ø  Early Majority (pengikut dini): Pengikut dini Menerima ide baru hanya beberapa saat setelah rata-rata anggota sistem sosial, ia banyak berinteraksi dengan anggota sistem lainnya tetapi jarang ada diantara mereka yang memegang posisi kepemimpinan.
Ø  Late Majority (pengikut akhir) : Golongan ini mengadopsi ide baru setelah anggota sistem sosial lain menerimanya. Pengadopsian itu terjadi mungkin karena kepentingan ekonomi atau mugkin karena bertambahnya tekanan sosial. Setiap inovasi mereka dekati dengan sikap skeptis dan hati-hati.
Ø  Laggards (kolot): Mereka ini adalah yang paling sempit pandangan wawasannya diantara semua kelompok adopter. Banyak diantaranya hampir terasing.
Hubungan antara innovativeness dengan kategori adopter ialah jadi bagaimana individu dalam suatu sistem sosial itu tidak semuanya mengadopsi sebuah inovasi pada waktu secara bersamaan. Sehingga dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori adopter (penerima) berdasarkan kapan mereka pertama kali menggunakan inovasi. Kita bisa menggambarkannya dengan menggunakan kategori adopter, yaitu klasifikasi anggota suatu sistem berdasarkan keinovasian (innovativeness) mereka. Setiap kategori adopter terdiri dari individu dengan tigkat inovasi yang serupa. Jadi, kategori adopter adalah alat yang memudahkan dalam menggambarkan anggota sistem.
Kesimpulan berdasarkan hasil survey  pada contoh kasus seperti gambar gambar di atas telah di dapat,bahwa  hampir keseluruhan mahasiswa menjawab Lulusan dari TP idealnya adalah menjadi innovators yaitu sebanyak 21 Mahasiswa.Dari jawaban mahasiswa mereka menjawab dengan berbagai alasan yang berbeda dan beragam,kesimpulan alasan yang saya dapat ialah mengapa lulusan TP idealnya menjadi innovators? adalah mencari gagasan baru dan berani mengambil resiko kemungkinan yang akan terjadi ,lulusan seperti ini juga harus berfikir kreatif dan inovatif.Kemudian 1 Mahasiswa menjawab setelah lulus dari TP ialah Early Adopters dia beralasan melihat faktor dari segi manfaat kedepannya dan efek sampingnya.
Lalu yang menjawab  Innovators Or Early Adopters ialah sebanyak 4 Mahasiswa dengan berbagai alasan yang sangat menarik dan bervariasi.
Ø  Innovators Or Early Adopters A dengan alasan: Idealnya adalah menjadi seorang early adopter atau bahkan seorang innovator. Dengan adanya pemahaman, innovators akan muncul.
Ø  Innovators Or Early Adopters B dengan alasan: Tidak hanya Berinovasi tetapi juga harus cepat menerima inovasi supaya tidak tertinggal
Ø  Innovators Or Early Adopters C dengan alasan: Menjadi inovator namun selalu kalah cepat dengan dunia industri dan condongnya ke early adopter
Ø  Innovators Or Early Adopters D dengan alasan: Mencari alternaif dalam penyelesaian masalah supaya adanya penyegaran.
D.KESIMPULAN
Menurut kesimpulan yang saya tangkap dari hasil keseluruhan survei pada mata kuliah DIP yang menanyakan setelah lulus dari Teknologi Pendidikan lebih cenderung termasuk kategori adopter yang mana?sebagian besar mahasiswa menjawab idealnya adopter innovators karena TP adalah agent perubahan yang membuat belajar lebih nyaman dan memfasilitasi belajar.

E.REFERENSI






Read more »»