Senin, 29 Oktober 2012

           ARTIKEL TEXT BOOK DEVELOPMENT

           A.   Pengertian

Guna menghasilkan tamatan yang mempunyai  kemampuan sesuai standard kompetensi lulusan, diperlukan pengembangan pembelajaran untuk setiap kompetensi secara sistematis, terpadu, dan tuntas (mastery learning).

Pada pendidikan menengah umum, di samping buku-buku teks, juga dikenalkan adanya lembar-lembar pembelajaran (instructional sheet) dengan nama yang bermacam-macam, antara lain: lembar tugas (job sheet), lembar kerja (work sheet), lembar informasi (information sheet) dan bahan ajar lainnya baik cetak maupun non-cetak. Semua bahan yang digunakan untuk mendukung proses belajar itu disebut sebagai bahan ajar (teaching material).

Untuk pembelajaran yang bertujuan mencapai kompetensi sesuai profil kemampuan tamatan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diperlukan kemampuan guru untuk dapat mengembangkan yang tepat. Dengan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) diharapkan siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi secara utuh, sesuai dengan kecepatan belajarnya. Untuk itu bahan ajar hendaknya disusun agar siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran mencapai  kompetensi.

Terdapat dua istilah yang sering digunakan untuk maksud yang sama namun sebenarnya memiliki pengertian yang sedikit berbeda, yakni sumber belajar dan bahan ajar. Untuk itu, maka berikut ini akan dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian sumber belajar dan bahan ajar.

1.                              Pengertian Sumber Belajar

Sering kita dengar istilah sumber belajar (learning resource), orang juga banyak yang telah memanfaatkan sumber belajar, namun umumnya yang diketahui hanya perpustakaan dan buku sebagai sumber belajar. Padahal secara tidak terasa  apa yang mereka gunakan, orang, dan benda tertentu adalah termasuk sumber belajar.  

Sumber belajar dalam website bced didefinisikan sebagai berikut: Learning resources are defined as information, represented and stored in a variety of media and formats, that assists student learning as defined by provincial or local curricula. This includes but is not limited to, materials in print, video, and software formats, as well as combinations of these formats intended for use by teachers and students. http://www.bced.gov.bc.ca/irp/appskill/ asleares.htm January 28, 1999.


Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum.  Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.

Sadiman mendefinisikan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan latar (Sadiman, Arief S., Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran, makalah, 2004)

Menurut Association for Educational Communications and Technology (AECT, 1977), sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.

Dengan demikian maka  sumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku. 

Dari pengertian tersebut maka sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:
a.   Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar, misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan dan lain sebagainya.
b.   Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda peninggalan lainnya.
c.    Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu di mana peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya.
d.   Bahan yaitu segala sesuatu yang berupa teks tertulis, cetak, rekaman elektronik, web, dll yang dapat digunakan untuk belajar.
e.   Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya.
f.     Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar.


Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau buku hanya sekedar tempat, benda, orang atau buku yang tidak ada artinya apa-apa.

2.                     Pengertian Bahan Ajar

Dari uraian tentang pengertian sumber belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan.  

Menurut University of Wollongong NSW 2522, AUSTRALIA  pada website-nya, WebPage last updated: August 1998, Teaching is defined as the process of creating and sustaining an effective environment for learning.

Melaksanakan pembelajaran diartikan sebagai proses menciptakan dan mempertahankan suatu lingkungan belajar yang efektif.

Paul S. Ache lebih lanjut mengemukakan tentang material yaitu:
Books can be used as reference material, or they can be used as paper weights, but they cannot teach.

Buku dapat digunakan sebagai bahan rujukan, atau dapat digunakan sebagai bahan tertulis yang berbobot.

Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.

Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:
a.   Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
b.   Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c.    Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Pendapat lain mengatakan sebagai berikut;

Definition of teaching material
They are the information, equipment and text for instructors that are     required for planning and review  upon training implementation.  Text and training equipment are included in the teaching material.( Anonim dalam Web-site)

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktor untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.  Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.   (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).

Pengelompokan bahan  ajar menurut Faculté de Psychologie et des Sciences de l’Education Université de Genève dalam website adalah sebagai berikut :

Integrated media-written, audiovisual, electronic, and interactive-appears in all their programs under the name of Medienverbund or Mediamix (Feren Universitaet and Open University respectively).
http://tecfa.unige.ch/tecfa/general/tecfapeople/peraya.html>http:// tecfa.unige.ch/tecfa/general/tecfa-people/ peraya.html, Faculté de Psychologie et des Sciences de l’Education Université de Genève.

Media tulis, audio visual, elektronik, dan interaktif  terintegrasi  yang kemudian disebut sebagaimedienverbund (bahasa jerman yang berarti media terintegrasi) atau mediamix. 

Sedangkan Bernd Weidenmann, 1994 dalam buku Lernen mit Bildmedien mengelompokkan menjadi tiga besar, pertama auditiv yang menyangkut radio (Rundfunk), kaset (Tonkassette), piringan hitam (Schallplatte).  Kedua yaitu visual (visuell) yang menyangkut Flipchart, gambar (Wandbild), film bisu (Stummfilm), video bisu (Stummvideo), program komputer (Computer-Lernprogramm), bahan tertulis dengan dan tanpa gambar (Lerntextmit und ohne Abbildung).  Ketiga yaitu audio visual (audiovisuell) yang menyangkut berbicara dengan gambar (Rede mit Bild), pertunjukan suara dan gambar (Tonbildschau),dan film/video.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disarikan bahwa bahan ajar adalah merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.  


Sebuah bahan ajar paling tidak  mencakup antara lain :
a.            Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
b.          Kompetensi yang akan dicapai
c.          Content atau isi  materi pembelajaran
d.           Informasi pendukung
e.           Latihan-latihan
f.            Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
g.           Evaluasi
h.          Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi

   B.   Mengapa guru perlu mengembangkan Bahan Ajar?

Terdapat sejumlah alasan, mengapa guru perlu untuk mengembangkan bahan ajar, yakni antara lain; ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum,  karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang akan kita kembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Pada kurikukulum tingkat satuan pendidikan, standard kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplementer. Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang memenuhi tuntutan kurikulum. Sedangkan bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi kurikulum.

Apabila bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada ataupun sulit diperoleh, maka membuat bahan belajar sendiri adalah suatu keputusan yang bijak. Untuk mengembangkan bahan ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengalaman ataupun pengetahauan sendiri, ataupun penggalian informasi dari narasumber baik orang ahli ataupun teman sejawat. Demikian pula referensi dapat kita peroleh dari buku-buku, media masa, internet, dll. Namun demikian, kalaupun bahan yang sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti kita tidak perlu mengembangkan bahan sendiri. Bagi siswa, seringkali bahan yang terlalu banyak membuat mereka bingung, untuk itu maka guru perlu membuat bahan ajar untuk menjadi pedoman bagi siswa.

Pertimbangan lain adalah karakteristik sasaran. Bahan ajar yang dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk siswa kita. Ada sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya, lingkungan sosial, geografis, budaya, dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik sasaran. Selain lingkungan sosial, budaya, dan geografis, karakteristik sasaran juga mencakup tahapan perkembangan siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar belakang keluarga dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran.
Selanjutnya, pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali siswa sulit untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit, asing, dsb. Untuk mengatasi kesulitan ini maka perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila materi pembelajaran yang akan disampaikan bersifat abstrak, maka bahan ajar harus mampu membantu siswa menggambarkan sesuatu yang abstrak gersebut, misalnya dengan penggunaan gambar, foto, bagan, skema, dll. Demikian pula materi yang rumit, harus dapat dijelaskan dengan cara yang sederhana, sesuai dengan tingkat berfikir siswa, sehingga menjadi lebih mudah dipahami.

C.                C.Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
             1.Tujuan 
1.

Bahan ajar disusun dengan tujuan:
a.   Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
b.   Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
c.    Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
     2.Manfaat
   Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar sendiri, yakni antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi labih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, keempat, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya.

Di samping itu, guru juga dapat memperoleh manfaat lain, misalnya tulisan tersebut dapat diajukan untuk menambah angka kredit ataupun dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

Dengan tersedianya bahan ajar yang bervariasi, maka siswa akan mendapatkan manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.  Siswa akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.  Siswa juga akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.
D.Prinsip Pengembangan Bahan Ajar

Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsisp-prinsip pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut adalah:

Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak,
Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara tentang berbagai jenis pasar lainnya.

Pengulangan akan memperkuat pemahaman
Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep. Dalam prinsip ini kita sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa 5 x 2 lebih baik daripada 2 x 5. Artinya, walaupun maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan siswa. Namun pengulangan dalam penulisan bahan belajar harus disajikan secara tepat dan bervariasi sehingga tidak membosankan.

Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa
Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respond yang sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respond yang diberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang guru seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu benar, namun akan lebih baik kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa bahwa ia telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respond negatif akan mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja siswa.

Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar
Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain dengan memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi contoh, ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dll.

Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.
Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standard kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga tujuan pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan ajar, anak tangga tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.

Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan
Ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk mencapai kota yang dituju, sepanjang perjalanan kita akan melewati kota-kota lain. Kita akan senang apabila pemandu perjalanan kita memberitahukan setiap kota yang dilewati, sehingga kita menjadi tahu sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi kita akan berjalan. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru ibarat pemandu perjalanan. Pemandu perjalanan yang baik, akan memberitahukan kota tujuan akhir yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja yang akan dilewati, dan memberitahukan pula sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi perjalanan. Dengan demikian, semua peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan sampai kepada tujuan meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip belajar tuntas.
E. Jenis Bahan Ajar

Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.  Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti  video compact disk, film.  Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material)  seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

Selanjutnya pada buku pedoman ini hanya akan dibahas tentang bahan ajar cetak. Untuk bahan ajar non-cetak akan dibahas pada buku pedoman tersendiri.
1.Bahan ajar Cetak (Printed)

Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk.  Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:

a.   Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari
b.   Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit
c.    Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah
d.   Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu
e.   Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja
f.     Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa
g.    Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar
h.   Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri

Kita mengenal berbagai jenis bahan ajar cetak, antara lain hand out, buku, modul, poster, brosur, dan leaflet.
a. Handout

Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.  Menurut kamus Oxford hal 389, handout is prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara.

Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.  Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku. 
b.Buku

Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya: hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi.   Menurut kamus oxford hal 94, buku diartikan sebagai: Book  is number of sheet of paper, either printed or blank, fastened  together in a cover. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan  buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.

Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya.  Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.
c.    Modul

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:
·   Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
·   Kompetensi yang akan dicapai
·   Content atau isi materi
·   Informasi pendukung
·   Latihan-latihan
·   Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
·   Evaluasi
·   Balikan terhadap hasil evaluasi

Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik lainnya.  Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
d.  Lembar kegiatan siswa

Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.  Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.  Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas KD yang akan dicapainya.  Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja.  Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya.   Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa  teoritis dan atau tugas-tugas praktis.   Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survey tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat.  Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah bagi guru, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. 

Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/ tidaknya sebuah KD dikuasai oleh peserta didik.
  e.Brosur

Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996).   Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu KD saja.  Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya.
 f. Leaflet

A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New World, 1996)Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit.  Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.   Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD. 
 g.Wallchart

Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau  grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu.  Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa maupun guru, makawallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchartbiasanya masuk dalam kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchartdidesain sebagai bahan ajar.  Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai  contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.
h.Foto/Gambar

Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih KD. 
Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%.  Foto/gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.

Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut:
·         Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari.
·         Gambar bermakna dan dapat dimengerti. Sehingga, si pembaca gambar benar-benar mengerti, tidak salah pengertian.
·         Lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahannya diambil dari sumber yang benar. Sehingga jangan sampai gambar miskin informasi yang berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa.

Read more »»  

Kamis, 04 Oktober 2012



PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN

Tugas PBAC analisis 5 artikel:
Anggota kelompok:
Aldio Yofanda
Dede Rohendi
Rauuf Widya .M

A.KESIMPULAN DARI 5 ARTIKEL 


Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik  dan kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 Pasal 1).  Buku pelajaran digunakan sebagai acuan wajib oleh guru dan peserta didik dalam pembelajaran (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 Pasal 2). Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai oleh BSNP dan ditetapkan dengan ketetapan Menteri. (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 43 Ayat 5).

Buku teks pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakanpakainya terlebih dahulu oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebelum digunakan oleh pendidik dan/atau peserta didik sebagai sumber belajar di satuan pendidikan. Kelayakan buku teks ditetapkan oleh Menteri.(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RINomor 2 Tahun 2008,  Pasal  4 Ayat 1).Buku teks pelajaran MUATAN LOKAL pada pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakan-pakainya terlebih dahulu oleh Dinas Pendidikan Provinsi berdasarkan standar nasional pendidikan sebelum digunakan oleh pendidik dan/atau peserta didik sebagai sumber belajar. Kelayakan pakai buku teks muatan lokal ditetapkan oleh Gubernur.  (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 2 Tahun 2008,  Pasal  4 Ayat 2). 

Dalam menulis buku pelajaran, guru diperbolehkan menulis buku mata pelajaran yang dikuasai, tidak harus sesuai dengan disiplin ilmu yang diampu di sekolah yang bersangkutan. Tidak setiap guru akan mampu menulis buku semua mata pelajaran. Oleh karena itu dipilihlah materi pelajaran yang benar-benar dikuasai, akan lebih baik kalau sesuai dengan mata pelajaran yang diampu di sekolah. Apabila menulis buku pelajaran yang sesuai dengan kemampuan, dan bidang mata pelajaran yang diampunya, akan lebih mudah dalam penulisannya, disamping isinya juga akan lebih berbobot.
Buku ajar adalah buku yang digunakan dalam proses kegiatan belajar. Buku ajar dikenal pula dengan sebutan buku teks, buku materi, buku paket, atau buku panduan belajar. Untuk menjadi penulis buku ajar, dapat diawali dengan tahapan-tahapan berikut.
1.      Membaca dan menelaah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD). SKKD adalah standar isi buku yang mengacu kepada kurikulum yang sedang digunakan.
2.      Menyusun peta konsep. Peta konsep adalah sistematika pendistribusian materi yang mengacu kepada SKKD, semacam daftar isi.
3.      Mengumpulkan materi yang relevan dengan SKKD untuk dijabarkan sesuai dengan peta konsep. Materi ini harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan, aktualitas, kemenarikan, kegunaan, dan eksklusivisme.
4.      Membaca buku ajar yang telah dinyatakan lolos BSNP agar memperoleh inspirasi dan dapat membuat modifikasi.
5.      Memahami instrumen penilaian buku ajar yang telah ditetapkan BSNP. Ini disebabkan setiap buku ajar harus dinilaikan ke BSNP agar diperoleh standar isi yang sama.
6.      Mengembangkan materi sesuai dengan peta konsep. Akan lebih baik jika diawali dari tingkat kebahasaan yang dikuasai.
7.      Merefleksikan koherensi materi dalam satu bab/unit untuk ditemukan kekurangan,
8.      Minta pertimbangan pihak lain untuk memberi kritikan atau input.
9.      Buku siap dicetak
A.BAGIAN-BAGIAN DARI BUKU TEKS PELAJARAN
Umumnya  buku terdiri dari tiga bagian yang mencakup :
Bagian awal yang berisi :
1       Halaman cover, bersisi tentang judul, pengarang, gambar sampul , nama departemen, tahun terbit.
2       Halaman judul , berisi judul, pengarang/penulis, gambar sampul,  tahun terbit, nama depertemen
3.      Daftar isi, yang membuat, judul bab, sub bab, dan nomor halaman
4.      Daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran.
Bagian isi:
Bagian ini berisi bab-bab, dan setiap bab terdiri sub bab-sub bab dan pokok pokok bahasan yang menjadi inti naskah buku dan memuat uraian penjelasan, proses operasional atau langkah kerja dari setiap bab maupun sub bab. Dengan demikian paragraf merupakan unit terkecil suatu pokok bahasan. Paragraf tersebut harus saling mendukung dan merupakan suatu kesatuan yang koheren. Apabila diperlukan penjelasan dan uaraian dari masing-masing bab dilengkapi dengan table, bagan, gambar dan ilustrasi lain. pada baigian isi buku dikelompokkan menjadi beberapa bab, dalam setiap bab disamping berisi informasi umumnya diakhiri dengan rangkuman dan latihan soal.
Bagian akhir
Pada bagian akhir dari suatu buku biasanya berisi antara lain :
Pada bagian akhir dari suatu buku biasanya berisi antara lain :
1.      lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut arab
2.      Glosarium (jika ada), kata/istilah yang berhubungan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembanca
3.      Kepustakaan, ada beberapa cara menulkiskan kepustakaan, namum namum demi keseragaman dipilih satu dari sekian cara tersebut, sengan ketentuan sebagai berikut :
    1. Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan dengan bahan kajian yang akan ditulis, tidak ketinggagalan perkembangan teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu
    2. kepustakaan disusun dengan urutan  abjad,  urutannya sebagai berikut :
v  Mulyasan,E, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pt Remaja Rosda Karya, Bandung
4.      Indeks : pencantuman  indeks dimaksudkan sebagai petunjuk untuk mengetahui dengan mudah uraian suatu teori, atau fakta yang terdapat pada halaman tertentu, penulisan indeks dengan pengaturan sbb :
5.    entri disusun menurut abjad dan tidak bernomor urut
      6.    entri diawali dengan huruf kecil , kecuali berupa nama
      7.entri diikuti dengan tanda koma dan nomor halaman tempat entri.
B.Kaidah Penulisan Buku Pelajaran
Kaidah isi buku pelajaran mencakup : (1). Cakupan isi sesuai dengan kurikulum yang berlaku, (2). Urutan sajiannya sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kurikulum, (3). Tingkat kesulitan sesuai dengan tahapan pembelajaran yang ditentukan di kurikulum. Sedangkan kaidah/teknik penulisan seyogyanya; (1). Menggunakan bahasa Indonesia yang baku, (2). Menggunakan kalimat efektif, (3). Menggunakan huruf yang standar, (4). Dilengkapi contoh dan gambar yang memperjelas materi.
 C. Kerangka Penulisan
a. Kerangka Penulisan Buku Pelajaran adalah :
1.      Tujuan pembelajaran umum
2.      Tujuan pembelajaran khusus
3.      Judul/Sub judul
4.      Uraian singkat isi pokok bahasan
5.      Uraian pokok isi pelajaran
6.      Ringkasan, Rangkuman
7.      Latihan, tugas, soal
8.      Sumber buku
b. Pendahuluan
  1. Kata Pengantar
  2. Daftar Isi
  3. Penjelasan tujuan buku pelajaran
  4. Petunjuk Penggunaan Buku
  5. Petunjuk Pengerjaan Soal
c. Bagian Isi
§  Judul bab atau topik isi bahasan
§  Uraian singkat isi pokok bahasan
§  Penjelasan tujuan bab
§  Uraian isi pelajaran
§  Penjelasan teori
§  Sajian Contoh
§  Ringkasan isi buku
§  Soal Latihan
§  Kunci jawaban, soal latihan
d.Bagian Penunjang
§  Daftar Pustaka
§  Lampiran-lampiran
 Kelompok kami menyimpulkan dari ke lima(5) artikel hasil referensi yang sudah kami dapat,hal hal atau teknik dalam penuisan buku ialah sebagai berikut:
persyaratan yang berkaitan dengan isi
  1. Relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai
  2. Isi di buat sesuai dengan hal yang bersangkutan
  3. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
  4. Sesuai standar isi dan standar kompetensi
  5. Isi dan bahan mengacu pengembangan konsep, prinsip, teori
  6. Tidak mengandung muatan politis maupun hal yang berbau sara
Persyaratan  penyajian
  1. Menarik minat dan perhatian sasaran pembaca
  2. Menantang dan merangsang untuk dibaca dan dipelajari
  3. Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor
  4. Penyajian yang menggunakan bahasan ilmiah dan formal
Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa
  1. Menggunakan bahasa Indonesia yang benar
  2. Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan  sasaran pembaca
  3. Menggunakan istilah, kosakata, indeks, symbol yang mempermudah pemahaman
  4. Menggunakan kata kata terjemahan yang dibakukan
Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi
  1. Relevan degan konsep, prinsip yang disajikan.
  2. Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraph.
  3. Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar
  4. Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi
  5. Di seretai gambar ,tabel dan grafik sesuai sasaran teks buku tersebut

Klasifikasi Buku
Yang perlu di ingat dari penulisan buku ialah Berdasarkan isinya, buku diklasifikasikan menjadi dua, yaitu buku fiksi dan buku nonfiksi. Berdasarkan peruntukannya, buku diklasifikasikan menjadi buku umum dan buku sekolah. Berdasarkan tujuannya, buku diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu buku ajar dan buku pengayaan.
Sumber:
B.PERBEDAAN TIAP ARTIKEL


Artikel Pertama :Menulis Buku Teks
Menurut             :Sawali
Dia menekankan pada buku pendekatan pembelajaran Bahasa Indonesia.Menurut beliau hal mendasar dalam pengembangan dan penyajian materi bahasa dan sastra Indonesia.
Harus memiliki aspek-aspek,standar buku penilaian Bahasa indonesia
Artikel Kedua :Pembuatan Buku Teks Pelajaran
Menurut         : Aguswuryanto
Di sini dia menjelaskan prinsip-prinsip buku teks pelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan,ketentuan pembuatan buku teks pelajaran meliputi persyaratan yang berkaitan dengan isi, Persyaratan  penyajian,Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa, Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi,bagian-bagian dari buku teks pelajaran meliputi bagian awal,bagian isi dan bagian ahir,dan sistematika penulisan buku teks pelajaran

Artikel Ketiga :Pedoman Penulisan Buku
Menurut         : Rastrapermana
Di sini dia menjelaskan kaidah penulisan buku teks pelajaran yang meliputi Kaidah isi buku pelajaran mencakup : (1). Cakupan isi sesuai dengan kurikulum yang berlaku, (2). Urutan sajiannya sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kurikulum, (3). Tingkat kesulitan sesuai dengan tahapan pembelajaran yang ditentukan di kurikulum. Sedangkan kaidah/teknik penulisan seyogyanya; (1). Menggunakan bahasa Indonesia yang baku, (2). Menggunakan kalimat efektif, (3). Menggunakan huruf yang standar, (4). Dilengkapi contoh dan gambar yang memperjelas materi,kerangka penulisan,klasifikasi buku,dan daftar pustaka.
Artikel Ke Empat :Teknik Menyusun buku teks pelajaran
 Menurut               : Johan wahyudi
Di artikel ini beliau hanya mejelaskan bagai mana cara menyusun buku teks pelajaran:
Menurut artikel ini menulis buku teks dapat diawali dengan mempelajari Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Mengapa? Semua buku teks harus berisi materi yang telah ditetapkan pemerintah selaku regulator. Jadi, setiap penulis harus menaati itu agar naskah bukunya dapat diterbitkan.Permendiknas Nomor 22 Tahun berisi Standar Isi. Standar Isi (SI) itu berisi materi-materi umum yang masih perlu dijabarkan. Materi umum itu disebut Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD). Bagi penulis buku teks, materi ini harus dikuasai dengan baik.

Artikel Ke Lima   :Penulisan Buku Teks Pelajaran
 Menurut               : Litbang Kemendigbud

      Di artikel ini beliau hanya memberikan bagaimana cara awal menyusun penulisan buku teks pelajaran yang meliputi Tujuan Penilaian Buku Teks Pelajaran, Sasaran,dan Kriteria Mutu (Standar) Buku Teks Pelajaran:
1.Kelayakan Isi/Materi
2.Kelayakan Penyajian
3.Kelayakan Bahasa
4.Kelayakan Kegrafikaan 
C.HASIL WAWANCARA
     Kami mewawancarai salah satu dosen di UNJ jurusan Teknologi Pendidikan .Disini beliau membuat buku PMPD(Pengembangan Proyeksi Diam) .Menurut beliau dalam pembuatan buku tidaklah semudah yang dibayangkan. Dibutuhkan suatu proses yang bertahap serta Perlu kerja keras serta usaha untuk mengumpulkan berbagai sumber ilmu dan informasi yang terkait dengan jenis buku yang akan dibuat. Missal, kita akan membuat sebuah buku teks pembelajaran tentang “media Pembelajaran” maka kita perlu mengumpulkan berbagai sumber  ilmu yang berkaitan dengan kajian tema yang akan disampaikan didalam buku tersebut seperti dari hasil penelitian, jurnal , artikel dan makalah-makalah.  Terdapat juga hal penting dalam penulisan buku yang akan dibuat. Menghargai hasil karya orang lain dengan mencantumkan sumber refrensi adalah hal yang wajib. Sumber refrensi bisa diambil dari hasil penelitian. Dalam penulisan buku juga harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran. Jika dikaitkan dengan pembuatan buku ajar untuk sekolah maka harus mengacu dengan kurikulum dan silabus. Kesulitan dalam pembuatan buku adalah dalam pencarian dan pengumpulan sumber informasi dan ilmu. Karena informasi dan ilmu perkembangannya sangat pesat sehingga buku yang akan ditulis harus “up to date” dengan perkembangan yang ada. Tidaklah mungkin pembuatan buku menggunakan sumber ilmu dan informasi yang sudah terlampau lama sekali, ini nanti akan menyebabkan isi buku tidak sesuai dengan perkembangan yang sedang terjadi.
      Buku yang sudah dibuat tidak bisa langsung untuk diterbitkan, dalam tahapan berikutnya buku yang ditulis akan diedit lagi oleh editor dari pihak penerbit untuk meminimalisasi kesalahan-kesalahan dalam penulisan, jenis huruf, jumlah halaman, tata bahasa dan ukuran huruf.
    Pembuatan buku juga tidak asal sembarang buat, disini sudah ditetapkan UU dari diknas. Buku yang dibuat harus berpedoman pada peraturan uu tersebut sehingga dalam pembuatan buku akan memenuhi syarat dan prosedur yang ditetapkan.
     tata cara pembuatan buku yang beliau informasikan memang tidak terlalu rinci, dalam wawancara ini juga tidak dijelaskan pasal-pasal pembuatan buku yang dikeluarkan oleh permendiknas dan bsnp. Narasumber hanya menjelaskan tatacara pembuatan buku secara garis besarnya saja. Secara garis besar yang beliau jelaskan memang sebagian sudah sesuai dengan kaidah penulisan buku yang dijelaskan pada pertemuan kelas PBAC minggu lalu.  
D.PERTANYAAN

a.1.      Berapa jumlah artikel yang sudah anda baca ?      
   2.      Apa perbedaan dan kesaamaan artikel dalam buku teks bahan ajar
   3.      Apa kesimpulan yang bisa di tarik dalam prinsip buku cetak
Jawab !
1.      5 buah artikel
2
Perbedaan
Kesamaan

Artikel Pertama :Menulis Buku Teks
Menurut             :Sawali
Dia menekankan pada buku pendekatan      pembelajaran Bahasa Indonesia.Menurut beliau hal    mendasar dalam pengembangan dan penyajian materi bahasa dan sastra Indonesia.
Harus memiliki aspek-aspek,standar buku penilaian Bahasa indonesia
Artikel Kedua :Pembuatan Buku Teks Pelajaran
Menurut         : Aguswuryanto
Di sini dia menjelaskan prinsip-prinsip buku teks pelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan,ketentuan pembuatan buku teks pelajaran meliputi persyaratan yang berkaitan dengan isi, Persyaratan  penyajian,Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa, Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi,bagian-bagian dari buku teks pelajaran meliputi bagian awal,bagian isi dan bagian ahir,dan sistematika penulisan buku teks pelajaran

Artikel Ketiga :Pedoman Penulisan Buku
Menurut         : Rastrapermana
Di sini dia menjelaskan kaidah penulisan buku teks pelajaran yang meliputi Kaidah isi buku pelajaran mencakup : (1). Cakupan isi sesuai dengan kurikulum yang berlaku, (2). Urutan sajiannya sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kurikulum, (3). Tingkat kesulitan sesuai dengan tahapan pembelajaran yang ditentukan di kurikulum. Sedangkan kaidah/teknik penulisan seyogyanya; (1). Menggunakan bahasa Indonesia yang baku, (2). Menggunakan kalimat efektif, (3). Menggunakan huruf yang standar, (4). Dilengkapi contoh dan gambar yang memperjelas materi,kerangka penulisan,klasifikasi buku,dan daftar pustaka.
Artikel Ke Empat :Teknik Menyusun buku teks pelajaran
 Menurut               : Johan wahyudi
Di artikel ini beliau hanya mejelaskan bagai mana cara menyusun buku teks pelajaran:
Menurut artikel ini menulis buku teks dapat diawali dengan mempelajari Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Mengapa? Semua buku teks harus berisi materi yang telah ditetapkan pemerintah selaku regulator. Jadi, setiap penulis harus menaati itu agar naskah bukunya dapat diterbitkan.Permendiknas Nomor 22 Tahun berisi Standar Isi. Standar Isi (SI) itu berisi materi-materi umum yang masih perlu dijabarkan. Materi umum itu disebut Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD). Bagi penulis buku teks, materi ini harus dikuasai dengan baik.
Artikel Ke Lima   :Penulisan Buku Teks Pelajaran
 Menurut               : Litbang Kemendigbud
      Di artikel ini beliau hanya memberikan bagaimana cara awal menyusun penulisan buku teks pelajaran yang meliputi Tujuan Penilaian Buku Teks Pelajaran, Sasaran,dan Kriteria Mutu (Standar) Buku Teks Pelajaran:
Kelayakan Isi/Materi
Kelayakan Penyajian
Kelayakan Bahasa
Kelayakan Kegrafikaan 


  1.         Buku cetak disesuaikan dengan kebutuhan siswa
  2.         Keterpaduan dengan materi
  3.         Di sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku
  4.         Mengunakan bahasa yang baku
  5.         Buku teks sebagai bahan acun dalam materi pelajaran



3       3.Buku masih menjadi bahan ajar pokok dalam proses belajar mengajar, jadi dari pada itu kita sebagai pembuat buku harus mengetahui aturan2 dalam pembuatan buku, penyesuaian dengan undang undang, pengumpulan bahan acuan dalam pembuatan isi buku dan penyesuaian tujuan pembuatan buku tesebut.
     b . 1..Berapa penulis yang anda wawancarai
2               2. .Apa semua penulis memberikan penjelasan yang sama tentang penusisan buku teks
3               3.   Apa yang dapat anda simpulkan?
      Jawab !
1     1. 1 orang
2  2.Menurut kelompok kami wawancara yang kami lakukan kemarin dengan dosen,sangat menambah wawasan kami terlelebih khusus,pembuatan buku teks pelajaran,dalam buku beliau memang tidak teralu rinci dalam wawancara ini tidak di jelaskan pasal-pasal pembuatan buku yang di keluarkan oleh permendiknas dan BSNP.Narasumber hanya menjelaskan tata cara pembuatan buku secara garis besarnya,dan tidak sesuai dengan undang-undang pembuatan buku bahan ajar cetak.Khusus untuk penulisan buku teks pelajaran pahami peraturn mentri pendidikan dan kebudayaan yang terkait dengan perbukuan(UUD)
3 3.Kesimpulan yang dapat kelompok kami ambil adalah bahwa dalam pembuatan buku tersebut harus sesuai dalam tata cara pembutan buku, perlunya mengumpulkan berbagai sumber ilmu yang berkaitan dengan kajian tema yang akan disampaikan didalam buku tersebut dan buku ajar harus di sesuaikan dengan kebutuhan dan sasaran.
      c. 1.Apakah kesimpulan yang anda peroleh dari menelaah artikel dan melakukan wawancara adalah selaras ,        jelaskan selaras atau tidak selaras!
2            2.Apa yang anda dapat simpulkan dari artikel dan wawancara tentang prinsip2 buku teks bahan ajar.
Jawab !

1    1.Menurut kelompok kami setelah menelaah artikel dan melakukan wawancara tentang buku cetak  bisa disimpulkan bahwa hal tersebut bisa selaras atau juga tidak ini dikarenakan ada persamaan dan perbedaan(dalam tujuan pembuatan buku tersebut ). Persamaanya seperti tata cara pembutan buku, perlunya mengumpulkan berbagai sumber ilmu yang berkaitan dengan kajian tema yang akan disampaikan didalam buku tersebut dan buku ajar harus di sesuaikan dengan kebutuhan dan sasaran.
2      2.Jadi dapat disimpulkan dari artikel dan wawancara tentang prinsip-prinsip buku teks, bahwa kita tahu buku teks adalah buku yang dijadikan  teks pelajaran atau acuan dalam belajar maka daripada itu dalam proses pembuatan buku teks harus sesuai dengan  :
    Materi pelajaran;
  1.  merupakan bahan pelajaran yang disajikan didalam buku pelajaran
  2.  kreteria materi harus spesifik
  3.  ilustrasi harus sesuai dengan teks
  4. perincian materi harus sesuai dengan kurikulum
  5. perincian materi harus memperhatian kesinambungan dalam penyebaran materi baik yang berkenaan dengan    pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalam, pengembangan proses, latihan , pratik, tes keterampilan maupun pemahaman.

     Penyajian materi;
  1.   .   T ujuan pembelajaran
  2.     Keteraturan urutan dalam penguraian
  3.     Kemenarikan minat dan perhatian siswa
  4.     Kemudahan dipahami
  5.     Keaktifan siswa
  6.     Hubungan ahan serta latihan

Bahasa dan keterbacaan
Bahasa merupakan sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat, paragraf, dan wawancara. Sedangakan kerbacaan berkaiatan dengan tingakat kemudahan bahasa bagi kelompok atau tingkat siswa.


Read more »»